20 Strategi Pembelajaran Bahasa Indonesia - Bagian 6 : SUSTAINED SILENT READING
SUSTAINED SILENT
READING
( Membaca
tanpa bersuara)
SSR merupakan
sebuah periode waktu membaca yang tidak terganggu dengan tanpa bersuara. SSR
didasarkan pada sebuah konsep bahwa membaca adalah sebuah ketrampilan. Prinsipnya
semakin banyak dijalani, semakin baik tingkat ketrampilan yang diraih. SSR
berasumsi bahwa siswa belajar banyak dengan membaca banyak.
Bagaimana
sebenarnya implementasi kurikulum tambahan menggunakan teknik SSR di sekolah ? SSR
dilakukan secara serentak di setiap kelas di sekolah tersebut. Kegiatan ini
dimaksudkan sebagai penambahan muatan kurikulum sebanyak satu jampelajaran atau
setara 40 menit dalam seminggu. Sekolah bisa menentukan sendiri hari yang terbaik sesuai
untuk menerapkan kegiatan tersebut.
Jika
memungkinkan SSR bisa dilakukan seluruh civitas sekolah termasuk kepala sekolah
dan tenga kependidikan. Saat SSR berlangsung,semua aktivitas sekolah dihentikan
dan seluruh civitas sekolah ikut membaca. Jika tidak memungkinkan,hal tersebut
difokuskan pada kegiatan yang dilakukan guru dan siswa dalam kelas. Guru
merupakan model yang bisa ditiru siswa dalam kegiatan itu. Guru diharapkan
tidak melakukan kegiatan selain membaca seperti halnya yang dilakukan siswa.
Siswa dan guru
mendapatkan kesempatan untuk membaca bacaan tertentu yang dipilih guru sesuai
rasa ketertarikan siswa. Bacaan yang dibaca siswa juga harus disesuaikan
tingkat kecerdasan siswa di kelas tersebut. Kesulitan terhadap bacaan sangat
memungkinkan siswa menjadi tidak berminat membaca dan membiarkan bacaan tidak
tersentuh. SSR berlangsung 15-20 menit. Siswa bisa melakukannya secara individu
. Atau jika bacaan yang disediakan sangat terbatas,siswa bisa melakukannya
secara berkelompok.
Sangat
dianjurkan memilih bacaan yang berbeda dari materi ajar yang didapatkan siswa
di sekolah.sehingga mereka akan mendapatkan pengetahuan baru.Itu ditujukan
untuk megurangi tingkat kejenuhan siswa. Bacaan bisa bersumber dari surat
kabar,jurnal.majalah,bulletin,buku-buku sastra,ensiklopedi atau atau buku buku
yang memuat berbagai kemajuan ilmu pengetahuan yang signifikan.
Pada 20-25
menit berikutnya,kegiatan diatur oleh guru sebagai tindak lanjut SSR. Sebagai
langkah tindak lanjut yang pertama,guru bisa mendiskusikan isi bacaan bersama
siswa. Memberikan penjelasan yang memadai dan mengajukan beberapa pertanyaan
yang berhubungan dengan bacaan akan sangat membantu siswa untuk semakin
memahami isi bacaan serta mempercepat proses masuknya ilmu baru ke dalam benak
dan pikiran siswa.
Sebagai
follow-up berikutnya, guru bisa meminta siswa membuat sebuah laporan tertulis
tentang apa yang sudah dibaca dalam kegiatan tersebut. Laporan itu bisa berupa
sinaopsis, resensi, rangkuman, atau resume. Pembuatan laporan itu juga akan
mengarahkan siswa pada ketrampilan yang lain, yaitu menulis. Format laporan
tertulis harus disiapkan oleh guru.
Tindak lanjut
yang terakhir,guru bisa meminta siswa untuk secara bergantian memasukkan hasil
synopsis, rangkuman, atau resume ke dalam bulletin, jurnal, atau majalah
dinding sekolah secara bergantian setiap minggu. Hal tersebut akan membuat
siswa merasa diberi apresiasi (penghargaan) yang tinggi karena hasil tulisannya
bisa dibaca seluruh civitas sekolah.
Kegiatan
tersebut dirasa penulis sangat penting. Sebab bagaimanapun, membaca merupakan
jalan masukknya berbagai jenis ilmu pengetahuan yang lain. Siswa akan mampu
menyerap ilmu pengetahuan lain dalam masa pembelajaran melalui membaca, sehingga
akan muncul generasi terdidik masa depan yang cerdas dan berwawasan luas.
SSR sebagai
muatan tambahan pada kurikulum, sekolah diharapkan mampu menciptakan sekolah
yang memiliki :banyak keterbatasan menjadi sekolah sebagai center of
excellence. Yaitu,sekolah dengan pusat keunggulan yang tingkat diferensiasi
atau nilai beda yang tinggi,dari sekolah yang lain dengan program wajib baca.
Dengan SSR,sekolah yang semula memiliki banyak keterbatasan berubah menjadi
sekolah yang memiliki keunggulan.Yaitu, banyak siswa yang kaya informasi, sehingga
siswa-siswa tersebut tanggap terhadap kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, berwawasan
luas dan mampu menjawab tantangan dunia global serta dunia kerja.
1 LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN
·
Siswa disuruh membawa buku yang berisi cerita dongeng
sehari sebelum pelaksanaan strategi ini.
·
Siswa membaca isi dongeng yang telah dibawa.
·
Siswa dibagi secara kelompok menurut tema dongeng.
·
Siswa membuat sinopsis/resume dari isi dongeng.
·
Siswa melakukan diskusi dan presentasi tentang isi
dongeng.
·
Siswa membuat kesimpulan tentang materi dongeng.
·
Siswa mendengarkan penguatan guru tentang materi dongeng.
PROSEDUR PELAKSANAAN
Contoh :
Mapel : Bhs.
Indonesia, SK : Membaca, KD : Cerita Pendek (Dongeng), Alokasi waktu : 40
menit, Satuan Pendidikan : Sekolah Dasar, Kelas : 5.
1.
Siswa disuruh untuk membawa buku yang berisi cerita
dongeng sehari sebelum pelaksanaan strategi ini.
2.
Siswa dikondisikan dalam kelas dengan kondisi hening
(silent) agar penerapan strategi ini benar-benar tampak.
3.
Siswa dipersilakan untuk mengeluarkan dan membaca buku
paket pada bab yang berhubungan dengan materi dongeng.
4.
Siswa dipersilakan untuk mengeluarkan dan membaca buku
dongeng yang dibawanya.
5.
Siswa dibagi menjadi kelompok-kelompok sesuai dengan tema
dongeng yang telah dibacanya (misal tema pangeran dan putri, tema
kepahlawananan ksatria, tema hewan/tumbuhan, dll)
6.
Masing-masing anggota kelompok menulis resume/synopsis
dari isi dongeng yang telah dibacanya.
7.
Masing-masing anggota kelompok menuliskan tokoh dongeng,
penokohan/perwatakan pelaku, latar dongeng, alur dongeng, dll.
8.
Dua atau tiga kelompok siswa yang mempunyai tema dongeng
berbeda ditunjuk oleh guru untuk mempresentasikan hasil pengerjaannya.
9.
Siswa bersama guru mengevaluasi hasil pengerjaan
kelompok-kelompok yang melakukan presentasi.
10. Setelah selesai,
hasil pengerjaan penokohan dongeng dan lain sebagainya ditukar dengan kelompok
lain.
11. Siswa
mengevaluasi hasil pengerjaan anggota kelompok lain.
12. Siswa melakukan
tanya jawab atau diskusi tentangmateri dongeng yang belum dimengerti.
13. Siswa
mengumpulkan hasil koreksi dari pengerjaan kelompok lain.
14. Siswa
mendengarkan penguatan dari guru tentang materi dongeng/
15. Siswa menarik
kesimpulan dari pembelajaran materi dongeng yang menggunakan strategi sustained
silent reading.
0 Response to "20 Strategi Pembelajaran Bahasa Indonesia - Bagian 6 : SUSTAINED SILENT READING"
Post a Comment