Tips Membuat Anak Jadi Penurut

Tips Membuat Anak Jadi Penurut

Tips Membuat Anak Jadi Penurut


Pada kesempatan ini saya akan berbagi tips untuk bisa membuat anak jadi penurut. 

Asikan?


Beberapa waktu lalu saya jumpa dengan rekan sejawat saya hipnoterapis. Kami diskusi mengenai proses terapi dan menceritakan beberapa kasus yang pernah beliau tangani, khususnya yang berhubungan dengan anak-anak, dan ini yang saya sampaikan di kesempatan ini.


Jadi teman-teman anda percaya atau tidak bila saya menyatakan bahwa sebenarnya anak-anak pada dasarnya baik, dan penurut. Saya yakin pasti ada yang percaya banyak juga yang bilang ngaco ini enggak bener. 

Saya akan Jelaskan bagaimana cara agar supaya mereka bisa menurut Seperti yang anda inginkan!. Sekarang saya kembali dulu nih pada pernyataan bahwa anak tidak penurut karena ada orang yang mengatakan seperti ini :


👉Ada satu kasus dimana satu anak usia 4 tahun. sebut saja namanya Budi Ini kalau makan itu senangnya di kemu / makanannya ada di mulut tidak dikunyah tidak ditelan jadi di mulut saja. Kalau dalam bahasa Jawa dikatakan dimut atau di kemu. Apa yang terjadi sebenarnya? anak yang masih kecil kami tidak bisa terapi, paling pun Kalau kami terapi Kami biasanya memberikan script yang dibacakan oleh orang tua kepada anaknya di malam hari saat Anaknya tidur, ini namanya Hipnosleep. Nah untuk kasus-kasus anak kami melakukan wawancara pada orang tua, dan kami tanya apa yang orangtua lakukan, apa yang orang tua ucapkan pada anak, dan disinilah ditemukan Apa masalahnya.


Jadi kenapa ini sih Budi yang kalau makan di kemu lama sekali bisa berjam-jam, membuat tidak hanya anaknya - ibunya juga frustrasi. setelah dilakukan wawancara akhirnya diketahui, bahwa Papanya sibuk kerja diluar kota, dan papanya yang namanya seorang ayah pasti dong setiap telpon sama anaknya, ketik mau mengakhiri komunikasi dengan si anak, Papanya selalu berpesan kepada anak dan ini sesuatu yang sangat baik pesannya. Papanya memanggil si anak ini , si Budi dengan nama mas. Mas kalau makan Ojo dikemu yo. Jadi setiap kali bapaknya telepon selalu diakhiri dengan Mas kalau makan jangan dikemu atau di mut, dan yang lebih luar biasa lagi adalah untuk menguatkan - tanpa disadari ya, menguatkan pesan atau suggestion diberikan oleh si Ayah. Si ibunya Budi melakukan hal yang sama, setiap kali memberi makan anaknya selalu dikatakan begini, mas kalau makan jangan dikemu


Yang terjadi adalah si Budi ini makanya lama sekali dan justru di kemu. Lah kok bisa seperti ini orang tua kan bilang jangan di kemu sementara si anak makanya lama di kemu. Salahnya dimana? dalam memahami fungsi atau cara kerja pikiran ada satu condition disebut dengan varsing ,varsing ini adalah kecenderungan pikiran bawah sadar saat seseorang dalam kondisi Trans, untuk menolak kata-kata yang sifatnya negasi: (Jangan,tidak), ini dua kata yang paling sering kita gunakan.


Jadi apabila seorang anak dalam usia sangat muda mereka sebenarnya dalam kondisi Trans atau kondisi hypnosis. Mayoritas ya anak di bawah 3 tahun malah pikiran sadar belum bekerja. Jadi kalau orang tua bilang: Nak jangan dikemu. Sesuai dengan prinsip varsing, anak atau pikiran bawah sadar anak, akan mengabaikan kata tidak dan jangan. Yang diterima hanyalah dikemu. Jadi mamanya atau Papanya bilang Nak atau Mas kalau makan jangan di kemu, yang diterima bawah sadar anak adalah Mas kalau makan di kemu, makanya anaknya nurut, makanya lama sekali. Jelas sekarang ya ?


👉Ada kasus lagi nih seorang anak usia tiga tahun, sebut saja sebagai Aan, ini pipis sembarangan. Anda bayangkan kalau anak kecil pipis di ruang tamu, Nanti di kamar , kemudian di ruang makan, di teras , ini kan sangat tidak elok lah. Kami terapis melakukan wawancara dan bertanya pada orang tua apa yang mereka ucapkan karena ini penting sekali mencari tahu apa yang diucapkan oleh orang tua kepada anak. Anak masih kecil mereka mayoritas dalam kondisi Trans atau kondisi hipnosis. Apapun yang dikatakan oleh orangtua berlaku sebagai sugesti kepikiran bawah sadar anak, dan ini orang tua bisa tidak paham atau tidak ketahui. Lewat hasil wawancara, diketahui bahwa Bapaknya si Aan ini kalau setiap kali Aan pipis, di tegur , di marahi. Aaan jangan pipis di sana. Ayo pergi! hanya memberikan pesan seperti ini. Nanti kapan pipis lagi di tempat yang tidak seharusnya, bapaknya marah lagi ah kok kebiasaan sih, pipis di sana terus ndak boleh. Jadi orang tua hanya melarang -ngelarang - larang- melarang. Orang tua tidak pernah memberikan alternatif apa yang harus dilakukan anak. Jadi anaknya akan bingung nih, jadi kalo pipis di kamar ndak boleh pindah aja ke teras, teras tidak boleh, ruang tamu enggak boleh pindah ke ruang makan , dan terus muter seperti itu.


Setelah kami sebagai terapis mendapati kenyataan ini, kami memberikan saran kepada orang tuanya untuk sedikit mengubah cara berkomunikasi. Yang kami sampaikan kepada si orang tua Bapak Ibu kalau misalkan bicara sama si anak ini jangan cuma dilarang, tapi diberitahu harusnya tuh seperti apa yang benar. Jadi misalkan: Aan jangan pipis di ruang makan , yang benar adalah pipis ini di toilet sini Ayah antar, anak digandeng di tunjukkanlah ke toiletnya. Yang terjdi pada Bapaknya si Aan: Apaan si masa anak kecil tidak tahu begini saja!


Kita orang tua tahu kalau pipis itu ditempatnya. Lah anak kecil kan tidak punya data. Jadi kita orangtua harus memberikan datanya pada anak, supaya mereka bisa nurut seperti yang kita mau 


👉Contoh yang lain lagi nih ada anak, satu keluarga ini tiga orang yang paling besar usia kelas 6 SD, nomor 2 kelas 4, nomor 3 kelas 3. Ibunya datang ke terapis berkeluh kesah minta anaknya ketiganya nih kalau bisa di hipnosis therapy supaya langsung jadi anak yang baik. Masalahnya Pak, ternyata mereka ini tiga bersaudara nih : satu kalau bangun tidur sering telat sehingga sering terlambat tiba di sekolah. 

 

Orangtua dipanggil oleh wali kelas diberikan teguran kemudian mereka kalau ke sekolah seringkali peralatannya lupa buku, lupa bawa nanti peralatan tulis, lupa catatan lupa, PR sering tidak dikerjakan, kamarnya berantakan, lebih sering nonton TV daripada belajar. Apa yang kita lakukan sama? kita tidak langsung menangani si anak. Orangtua khususnya yang paling sering berinteraksi dengan anak yaitu si Ibu, dia jadi terapis dan ibu Ini akhirnya diberi tugas, untuk pulang dulu ke rumah selama minimal satu hari kalau bisa dua atau tiga hari ke depan. Ya si Ibu mencatat apa saja kata-kata yang di sering diucapkan pada si anak mulai mereka bangun tidur sampai mereka mau tidur. Jadi semacam review. Si ibunya menulis. Setelah itu dibawa kembali ke terapis. Nah pada saat terapis menerima catatan si Ibu, jelaslah Ini masalah dimana karena sih ibunya mengucapkan begini : Pintar tiap hari bangunnya telat. Nah itu kan sugesti pinter tiap hari bangunya telat atau begini Jangan telat bangunnya ya! itu juga sama melanggar prinsip varsing. Ada lagi, kali aja begini pinter kamar berantakan, buku selalu ketinggalan, PR tidak pernah dikerjakan, lebih banyak nonton TV daripada belajar. Kalau kita lihat seperti ini dengan benar Orang tua memberikan sugesti pada anak tanpa mereka sadari. Dan anaknya nurut sebenarnya, jadi anak bawah sadar anak tepatnya menjalankan apa yang diminta oleh orangtua. 


Gimana solusinya? kami ajarkan si Ibu ini untuk bisa mengubah kalimatnya menjadi kalimat yang positif. Orang tua ngerti, nak jangan terlambat ya! bangunnya artinya bangunlah tepat waktu. Orang tua bilang Kenapa sih kok kamarnya tiap hari berantakan? kan tujuannya sebenarnya adalah rapikan kamar ini!. Nah kenapa tidak menggunakan bahasa yang sifatnya langsung to the point, seperti yang kita mau. Jangan menggunakan kalimat negatif, dengan harapan anak akan menterjemahkan didalam pikirannya menjadi kalimat positif yang kita inginkan.


Bapak ibu harus tahu ya kalau kita harus mengganti kalimat negatif dengan kalimat positif. Contohnya: jangan terlambat, dengan kita menggunakan kalimat datang tepat waktu, maka otak kita waktu memproses kata jangan terlambat dan untuk bisa mendapatkan maknanya yang sesungguhnya adalah datang tepat waktu, itu akan mengalami delay sekitar empat puluh persen dari waktu dibutuhkan, jadi lebih lama. Kami kemudian menyarankan ibu untuk mengganti semua kalimat negatif menjadi kalimat positif. Jangan telat bangun jika tidak bangun paling lambat 06.00. Jangan suka ketinggalan barang-barang di rumah atau jangan suka lupa bawa peralatan sekolah. Diganti dengan ingat untuk membawa peralatan sekolah lengkap.


Kamar berantakan kita bilang apa ingat untuk rapikan kamar. Anak lebih banyak nonton TV dari pola belajar kita bilang apa? Nak ingat untuk belajar dulu sampai selesai baru nonton TV, Jadi hanya dengan melakukan sedikit perubahan pada diksi kata pilihan kata yang digunakan untuk berkomunikasi dengan anak. Bahwa si anak terima dan itu dijalankan, maka anak sekarang nurut dengan cara yang benar seperti yang kita mau dan orang tua mau. 


👉Ini contoh, ada anak yang masuk TK ya , biasa kalau anak-anak kan masuk kelas ndak berani, takut saja, jadi menempel ibunya, terus ibunya tuh digandoli  / ditarik bajunya, ibunya ditarik masuk kedalam kelas, sesuatu yang wajar atau tidak wajar? Di awal-awal sih wajar. Tapi kalau ini berlanjut kalau sudah sebulan ini jelas tidak wajar ini ada yang salah dengan kondisi ini. 


Nah sibuk datang ke kami terapis sama seperti yang sudah saya sampaikan . Sebelumnya kami hipnoterapis tidak langsung serta merta menerapi si anak.


Kami tanya ibunya apa yang anda lakukan apabila si anak ini tidak berani masuk kelas? Dan kalimat yang diucapkan ibunya luar biasa. Misalnya: anaknya namanya Budi. Budi kamu anaknya penakut sekali sih! lihat itu, sama ibu nempel seperti perangko. Ini sebuah kalimat suggestion sangat powerfull. Bayangkan anak lagi takut umur empat tahun itu dia dalam kondisi Trans atau hipnosis, diberi lah sugesti , Bud kamu kok takut sekali ! dia pun takut sekali, berarti kan afirmasi ini. Dia takut. Kamu kok penakut sekali ditambah "sekali" lagi dan kalimat berikutnya perhatikan nempel sama Ibu seperti perangko, makanya anaknya apa yg dilakukan? ya sudah bajunya ibunya ditarik terus, saja digandoli dibawa sampai ke dalam kelas, ibunya harus ikut dan ini tidak baik.


Kami menyarankan kepada si Ibu untuk mengubah kalimatnya menjadi begini: Budi anak yang berani , Budi percaya diri Budi masuk kelas dengan hati gembira, senang, untuk bisa belajar bersama bu guru dan teman-teman. Mama tunggu diluar. Teman-teman, dari empat kasus yang saya ceritakan di dalam artikel ini , kira-kira butuh waktu berapa lama untuk bisa melihat perubahan pada diri anak-anak ini . seminggu ? dua minggu ? tiga minggu ?satu bulan? no rata-rata hanya dalam bilangan hari ada yang dua hari sudah berubah , ada yang 3 hari ada yang hanya empat hari sudah berubah, Bayangkan yang tadinya susah sekali, kita Arahkan hanya dengan mengubah diksi pilihan kata, yang disampaikan cara untuk komunikasi, anak berubah hanya dalam bilangan hari. 


Jadi sekarang anda percayakan ? bahwa semua nah pada dasarnya baik , dan semua anak pada dasarnya penurut . Hanya mereka menuruti kata-kata kita, yang tanpa kita sedari justru membuat mereka melakukan hal yang tidak kita harapkan. Jadi teman-teman sebagai orangtua Saran saya ingat baik bagi ini, apapun yang kita ucapkan pada anak berlaku sebagai titah/ perintah bagi bawah sadarnya, untuk bertindak. Apapun kita ucapkan menjadi doa bagi si anak. Ingat usahakan sebisa mungkin selalu dan secara konsisten, hanya menggunakan kalimat-kalimat positif saja dalam berkomunikasi dengan anak.  

0 Response to "Tips Membuat Anak Jadi Penurut"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel

close