DIFUSI DAN INOVASI PENDIDIKAN




A.    Inovasi pendidikan di AS atau negara lain banyak yang muncul dari sekolah. Bagaimana munculnya inovasi pendidikan di Indonesia? Mengapa demikian?
Jawab:
            Inovasi pendidikan yang terjadi di Indonesia merupakan salah satu jenis model inovasi top down. Inovasi top down merupakan inovasi dalam bidang pendidikan yang mana inisiatif dalam melakukan inovasi selalu datang dari pihak pemerintah. Inovasi ini sengaja diciptakan oleh atasan (pemerintah) sebagai usaha untuk meningkatkan mutu pendidikan atau pemerataan kesempatan untuk memperoleh pendidikan, ataupun sebagai usaha untuk meningkatkan efisiensi dan sebaginya. Inovasi seperti ini dilakukan dan diterapkan kepada bawahan dengan cara mengajak, menganjurkan dan bahkan memaksakan apa yang menurut pencipta itu baik untuk kepentingan bawahannya. Dan bawahan tidak punya otoritas untuk menolak pelaksanaannya.


            Inovasi pendidikan di Indonesia kebanyakan berupa inovasi top down karena Indonesia sebagai negara berkembang dengan berbagai kesamaan ciri sosial budayanya,mengikuti sistem sentralistik yang telah lama dikembangkan seperti halnya pada negara berkembang lainnya. Konsekuensinya penyelenggaraan pendidikan di Indonesia serba seragam, seba keputusan dari atas, seperti kurikulum yang seragam tanpa melihat tingkat relevansinya baik kehidupan anak dan lingkungannya. Disini pemerintah sebagai penguasa kurang memberikan kesempatan kepada sekolah untuk ikut serta meningkatkan dan mengembangkan mutu pendidikan. Namun tidak semuanya juga salah pemerintah, begitupun juga dari pihak guru sendiri kurang bersikap terbuka dan peka terhadap  perubahan (inovasi). Seharusnya guru berperan sebagai agen pembaharu yang dapat melakukan peranan sebagai pemberi informasi, mempercepat terjadinya difusi inovasi, sebagai komunikator antar subsistem dalam masyarakat dan berusaha mengaitkan sistem yang satu dengan sistem yang lain sehingga guru (bawahan) tidak harus menunggu instruksi dari pemerintah (atasan) saja. Guru harus bersikap kritis dan kreatif dalam melakukan inovasi khususnya dalam bidang pendidikan.

B.      Pilih salah satu contoh inovasi pendidikan di Indonesia berikut?
(Sertifikasi guru, K 13, MBS, BOS, PPG, PAIKEM atau model pembelajaran lainnya)
Jawab:
Contoh Inovasi Pendidikan di Indonesia adalah Model Pembelajaran Group Investigation
1.      Bagaimana karakteristrik dan atribut dari inovasi tersebut?
Jawab:
Model pembelajaran Group Investigation menurut Suyatno (2009:56) adalah “pembelajaran kooperatif  yang melibatkan  kelompok  kecil dimana siswa bekerja menggunakan inquiri kooperatif, perencanaan, proyek, dan diskusi kelompok,  dan kemudian mempresentasikan penemuan mereka kepada kelas”. Dalam group investigation  para murid bekerja melalui enam tahap yaitu
a.       Mengidentifikasi topik dan mengatur murid ke dalam kelompok;
b.      Merencanakan tugas yang akan dipelajari;
c.       Melaksanakan investigasi;
d.      Menyiapakan laporan akhir;
e.       Mempresntasikan laporan akhir
f.       Evaluasi.
Kelebihan model pembelajaran kooperatif  teknik Group Investigation.
a.       Siswa menjadi lebih aktif.
b.      Tugas guru menjadi lebih ringan.
c.       Setiap kelompok mendapatkan tugas yang berbeda sehingga tidak mudah untuk mencari jawaban dari kelompok lain
d.      Diskusi menjadi lebih aktif.
e.       Siswa yang nilainya tertinggi diberikan penghargaan yang dapat mendorong semangat belajar siswa.
Kekurangan model pembelajaran kooperatif  teknik Group Investigation.
a.       Siswa cenderung ribut, sebab peran seorang guru sangat sedikit.
a.       Membutuhkan waktu yang lama.
b.      Biasanya siswa mengalami kesulitan dalam menjelaskan hasil temuannya kepada temannya.
1.      Bagaimana proses difusi dan inovasi tersebut?
Proses difusi dan inovasi dari model pembelajaran Group Investigation adalah dari inovator kemudian inovasi diteruskan melalui pengguna lain ataupun melalui media televisi, internet, koran, buku-buku maupun media lainnya   hingga akhirnya menjadi hal yang biasa dan diterima sebagai bagian dari kegiatan pembelajaran.
2.      Tipe keputusan manakah yang lebih banyak digunakan untuk proses difusi inovasi tersebut?
Tipe keputusan yang banyak digunakan dalam proses difusi dan invosai dari model pembelajaran Group Investigation adalah tipe keputusan inovasi opsional karena menurut tipe ini pemilihan menerima atau menolak inovasi, berdasarkan keputusan yang ditentukan oleh individu atau seseorang secara mandiri tanpa tergantung atau terpengaruh dorongan anggota sistem sosial yang lain. Jadi hakikatnya adalah individu guru sebagai pelaksana yang berperan sebagai pengambil keputusan menerima atau menolak inovasi dari model pembelajaran ini.
3.      Faktor apa sajakah yang menjadi penghambat difusi inovasi tersebut?
a.       Guru
Guru sebagai ujung tombak dalam pelaksanaan pendidikan merupakan pihak
yang sangat berpengaruh dalam proses belajar mengajar. 
Kurang tepatnya perencanaan dalam proses pembelajaran sangat berpengaruh bagi keberhasilan inovasi pendidikan.  Selain itu kurangnya motivasi guru dalam bekerja. Kebanyakan guru ingin mempertahankan sistem atau metode yang mereka lakukan saat sekarang, karena sistem atau metode yang telah mereka gunakan sudah mereka laksanakan bertahun-tahun dan tidak ingin diubah. Disamping itu sistem yang mereka miliki dianggap oleh mereka memberikan rasa aman atau kepuasan serta sudah baik sesuai dengan pikiran mereka
b.      Fasilitas
Fasilitas, termasuk sarana dan prasarana pendidikan, tidak bisa diabaikan dalam dalam proses pendidikan khususnya dalam proses belajar mengajar. Faktor ini berkaitan dengan masalah finansial (keuangan). Setiap daerah  memiliki kondisi yang berbeda-beda hal ini sangat mempengaruhi pada sarana dan prasarana yang dimiliki oleh sekolah. Dalam pembaharuan pendidikan, tentu saja fasilitas merupakan hal yang ikut mempengaruhi kelangsungan inovasi yang akan diterapkan. Tanpa adanya fasilitas, maka pelaksanaan inovasi pendidikan akan bisa dipastikan tidak akan berjalan dengan baik. Fasilitas, terutama fasilitas belajar mengajar merupakan hal yang esensial dalam mengadakan perubahan dan pembahruan pendidikan. Oleh karena itu, jika dalam menerapkan suatu inovasi pendidikan, fasilitas perlu diperhatikan. Misalnya ketersediaan gedung sekolah, bangku, meja dan sebagainya.
a.       Lingkungan Sosial
Masyarakat secara langsung atau tidak langsung, sengaja maupun
tidak, terlibat dalam pendidikan. Sebab, apa yang ingin dilakukan
dalam pendidikan sebenarnya mengubah masyarakat menjadi lebih baik
terutama masyarakat di mana peserta didik itu berasal. Jika masyarakat merasa bahwa inovasi tersebut tidak sesuai dengan apa yang mereka inginkan maka proses inovasi yang dilakukan terancam sulit terlaksana.

0 Response to "DIFUSI DAN INOVASI PENDIDIKAN"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel

close